Rabu, 25 November 2015

Kolase

Kolase Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Lukisan ini keren. Pelukisnya memang piawai dalam menata artistik sehingga menjadi karya yang hebat. Tempelan berupa kertas, kain dan kayu itu memang ditempatkan tak beraturan, tapi tetap saja mengandung nilai seni yang bagus. Menarik! Dan lukisan inilah yang paling bagus di antara koleksi barang seni Papa Kei. Sebenarnya Kei juga juga sedikit tertarik, hanya saja karena lukisan itu karya Papanya, jadi tak menarik lagi. Ia selalu merasa kesal karena dituntut menjadi penerus Papanya dalam melukis.
Senyumnya lebih mengembang ketika melihatku daripada lukisan itu.
Hem, ia benar-benar jatuh cinta padaku, gumamku lirih.

Terus saja ia berjalan menuju kamarnya bersamaku. Meninggalkan lukisan super hebat itu dapat dihargai puluhan juta kalau pun dijual. Hanya saja Papanya tidak mau menjualnya, kenangan itu sangat berarti baginya. Untuk itu, ia menekan Kei agar mengambil kuliah di jurusan seni lukis. Menyebalkan! Seperti anak kecil saja, Kei harus dipaksa tanpa ada minat untuk masuk ke dunia itu.

Wajah Kei sedikit kesal ketika mulai membuka pintu kamar itu. Tas yang ia bawa itu langsung dilemparkannya ke temp
... baca selengkapnya di Kolase Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selasa, 24 November 2015

Lelaki Tua yang Merindukan Bintang

Lelaki Tua yang Merindukan Bintang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Ya, tapi entah kenapa untuk itu, Tuhan harus meminta tumbal!”
“Tumbal?”

Malam mengalun.
Lampu pijar menerang susah payah sebuah teras rumah sederhana. Pada sebuah amben reyot seorang lelaki tua dan perempuan tua duduk.

“Ceritakan padaku, apa yang kau lihat?” kata lelaki tua. Perempuan tua tua yang duduk di sampingnya memilin ujung baju abadinya, kebaya usang berwarna pudar.
“Tak ada,” kata perempuan tua. “Gelap saja.”
“Tak ada? Bulan tak ada? Bintang?” lelaki tua merasa tak yakin dengan jawaban yang ia dengar.
“Mestinya ada. Tapi mendung sekarang ini, langit gelap sekali.”
Lelaki tua terbatuk-batuk beberapa lama. Perempuan tua mengangsurkan padanya gelas berisi air teh pahit.

“Aku masih ingat,” lelaki tua kembali berkata-kata di antara sisa-sisa batuknya baru saja. “Dulu aku selalu melihat bintang sampai jauh malam. Bintang adalah makan malam. Tidak benar-benar mengusir rasa lapar, tapi bisa membuat aku melupakan rasa lapar.”
“Kau tadi mengunyah krowodan-mu. Kau tak sedang lapar lagi b
... baca selengkapnya di Lelaki Tua yang Merindukan Bintang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selasa, 10 November 2015

Wiro Sableng #14 : Sepasang Iblis Betina

Wiro Sableng #14 : Sepasang Iblis Betina Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

MATAHARI yang tadi bersinar amat terik kinin sinarnya itu pupus di telan awan hitam yang datang berarak dari arah timur. Sesaat kemudian langitpun mendung hitam. Hujan rintik-rintik mulai turun disertai sambaran kilat dan gelegar guntur. Sekali lagi kilat menyabung. Sekali lagi pula guntur menggelegar membuat seantero bumi bergetar. Dan hujan rintik-rintik kini berganti dengan hujan lebat. Demikian lebatnya hingga tak beda seperti dicurahkan saja layaknya dari atas langit. Sekejap saja segala apa yang ada di bumi menjadi basah. Laut menggelombang, sungai menderas arusnya, sawah-sawah tergenang air. Selokan-selokan kecil banjir.
Di antara semua itu bertiup angin dingin yang mencucuk sampai ke tulang-tulang sungsum. Di kala setiap orang berada di tempat kediamarn masing-masing, di kala semua orang berusaha mencari tempat berteduh guna menghindari hujar; lebat itu, maka di samping sebuah bukit batu kelihatanlah dua sosok bayangan kuning berkelebat lari dengan amat cepatnya. Seolah-olah kedua orang itu tidak memperdulikan lebatnya hujan, tidak mengacuhkan deras dinginnya tiupan angin. Juga sama sekali tidak mau ambil perhatian terhadap batu-batu licin yang mereka lompati dalam lari mereka yang laksana terbang cepatn
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #14 : Sepasang Iblis Betina Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu